
-- Dimulai dari temen gue yang berinisial A.K.I(gue sebut Aki biar nggak ribet
). Dia temen sekelas gue. Anaknya asyik, gokil, kadang autis. Dia jatuh cinta dengan salah seorang guru mata pelajaran IPS. Tetapi, satu hal yang membuat dahi berkerut ketika mendengar status guru itu, beliau sudah bersuami!!! Entah pesona apa yang membuat temen gue satu itu terbuai. Sesuai tipe bocah satu itu, cuma menjadi pengejar cinta. Dia gak pernah mencoba untuk menyatakan perasaan(parah kalau sampai nyatain beneran -_-" ). Bahkan hingga lulus SMA. Yang ada hanya khayalan, 'what if' dan 'what if'. Tapi satu hal yang dia percaya. JODOH NGGAK KEMANA. Apa yang terjadi berikutnya? setiap cewek yang memiliki ciri-ciri yang mirip(hampir, mendekati) akan ditaksirnya. Cukup sekian gue beberkan tentang ke-oedipuscomplex-an temen gue itu.
-- Next, hmm beralih ke cerita cinta Gue. Gue pernah jatuh cinta dengan seorang pegawai di lembaga tempat sekolah gue bernaung. Satu hal yang paling bisa menjelaskan kenapa gue bisa jatuh cinta dengan wanita itu adalah waktu yang dihabiskan bersama. Dari kebersamaan itu timbul sesuatu yang kasat mata, perasaan yang sukar dijelaskan. Sebuah ketertarikan, hakikat manusia kepada lawan jenis. Gue termasuk tipe berani. Prinsip gue, 'Gue cuma mau bilang gue suka elo, cuma pengen loe tahu', thas all! Dan bisa ditebak, gue nyatain perasaan gue ke dia. Dia menghargai itu, itu cukup buat gue, karena gue tahu terlalu tinggi tembok antara gue dan dia. Dan sekarang, perasaan itu cuma kenangan indah. Hubungan gue dengan wanita itu baik-baik saja. Like brother n' sister.
-- Move on! Temen gue satu ini gue beri inisial Mamen. Dia anak IPA. Satu tongkrongan musik bareng gue. Punya satu cerita sama temen gue Aki. Wanita yang dicintainya salah satu guru yang deket sama angkatan gue, dan bersuami (-__-). Itulah cinta,haha. Kisah mamen cukup tersembunyi. Entah dia pernah menyatakan atau tidak, pastinya kelangsungan perasaannya lebih bergerak underground. Hampir tidak terlihat. Namun, hingga kini hubungan mereka baik-baik saja sebagai guru dan murid. Terlebih, Mamen harus melanjutkan kuliah di negeri tetangga(masih satu provinsi sebenernya).
Well, dua kisah temen gue yang Oedipus akan gue beberkanj selanjutnya. Satu kalimat penutup, 'Karena cinta adalah hakikat'.
nostalgia para oedipers ^^
BalasHapusahahaha
Oedipus. . . . .
BalasHapusCape deh. Tp mantab, pnuh tantangan, pnuh hrapan, berdebar-debar, mngguncang iman, dn yg pling pnting HALAL.
Hehe
aduh, gue terharu....haha
BalasHapus