----------------------------------------------------------------------------------------------------------
posted by Fadyan Hilman on Friday, February 11, 2011 at 1:14am
Akhirnya...Gue nulis note lagi. Bukannya gak punya inspirasi, tapi rasa ini terlalu rumit untuk dilukiskan. Bahkan untuk sebuah tulisan sekalipun. Tapi, jeritan hati gue jauh lebih kuat, meminta untuk dimaknai lebih lama.
Akhir-akhir ini, banyak yang gue sadari. Bahwa gak sedikit orang-orang di sekitar gue yang peduli, sangat peduli kepada diri gue yang bahkan meragukan yang namanya harapan. Gue tahu, rasa terima kasih gak cukup untuk mereka. Mereka ada di saat yang tepat. Menemani gue dalam arti cinta, kasih sayang, persahabatan, dan serat kehidupan.
Karena meraka, gue sanggup bernafas hingga detik ini.
Karena mereka, gue masih sadar, bumi yang gue pijak ini masih menanti sesuatu yang dahsyat dari tangan gue dalam bentuk maha karya.
Karena mereka, malam-malam gue lebih berarti bahkan untuk menikmati secangkir kopi dan bercengkarama tentang alam dan segala skenario rumitnya.
Karena mereka, yang paling penting, gue sanggup menatap mimpi gue kembali. Mimpi besar yang sudah bosan meronta-ronta dan menjerit ingin diraba, dirangkul, dan dipatri dalam jiwa muda gue yang haus akan obsesi.
Apa yang gue pelajari, dari alam yang keras ini, dibutuhkan seseorang yang sanggup menahan gejolak diri gue, menopang hasrat yang meluap dari jiwa yang selalu labil. Keberadaan mereka, lebih dari seorang yang menemani. Tapi, buat gue, mereka menjadi alasan gue untuk dewasa.
Satu hal yang gue benci--dulunya, berada di tengah orang-orang yang individualis. Harusnya gue terbiasa, tapi gue belum sanggup untuk itu. Gue butuh teman hidup. Bukan hanya untuk berbagi suka duka bersama. Tapi, untuk menemani hati, pikiran, dan menatap dunia dan serangkaian cerita panjang yang tak ada habisnya.
Dimana gue menemukannya? Siapa orangnya? Itu gak penting lagi. Di sekitar gue udah banyak orang-orang yang membakar hati gue(lagi). Lihatlah...mungkin sekarang gue gak lebih dari orang yang berlumur kekalahan. Tapi, demi kalian wahai orang-orang yang membuat gue hidup lagi. Gue pasti bangkit dari kegagalan ini. Beranjak inci demi inci. Berlari dengan darah yang selalu mengucur. Berjibaku dengan alam walau kepala gue taruhannya. Gue gak bkal ngecewain kalian lagi. Ini SUMPAH gue...Sumpah seseorang yang mungkin gak dipercaya lagi. Tak apa. Tak dipercaya karena dikhianati gue dulunya.
Terima kasih untuk cinta, pengertian, kesabaran,dan senyum kalian yang membuat gue tetap kuat.
Fady,
Depok, 11-02-11
1.49 am
Akhir-akhir ini, banyak yang gue sadari. Bahwa gak sedikit orang-orang di sekitar gue yang peduli, sangat peduli kepada diri gue yang bahkan meragukan yang namanya harapan. Gue tahu, rasa terima kasih gak cukup untuk mereka. Mereka ada di saat yang tepat. Menemani gue dalam arti cinta, kasih sayang, persahabatan, dan serat kehidupan.Karena meraka, gue sanggup bernafas hingga detik ini.
Karena mereka, gue masih sadar, bumi yang gue pijak ini masih menanti sesuatu yang dahsyat dari tangan gue dalam bentuk maha karya.
Karena mereka, malam-malam gue lebih berarti bahkan untuk menikmati secangkir kopi dan bercengkarama tentang alam dan segala skenario rumitnya.
Karena mereka, yang paling penting, gue sanggup menatap mimpi gue kembali. Mimpi besar yang sudah bosan meronta-ronta dan menjerit ingin diraba, dirangkul, dan dipatri dalam jiwa muda gue yang haus akan obsesi.
Apa yang gue pelajari, dari alam yang keras ini, dibutuhkan seseorang yang sanggup menahan gejolak diri gue, menopang hasrat yang meluap dari jiwa yang selalu labil. Keberadaan mereka, lebih dari seorang yang menemani. Tapi, buat gue, mereka menjadi alasan gue untuk dewasa.
Satu hal yang gue benci--dulunya, berada di tengah orang-orang yang individualis. Harusnya gue terbiasa, tapi gue belum sanggup untuk itu. Gue butuh teman hidup. Bukan hanya untuk berbagi suka duka bersama. Tapi, untuk menemani hati, pikiran, dan menatap dunia dan serangkaian cerita panjang yang tak ada habisnya.
Dimana gue menemukannya? Siapa orangnya? Itu gak penting lagi. Di sekitar gue udah banyak orang-orang yang membakar hati gue(lagi). Lihatlah...mungkin sekarang gue gak lebih dari orang yang berlumur kekalahan. Tapi, demi kalian wahai orang-orang yang membuat gue hidup lagi. Gue pasti bangkit dari kegagalan ini. Beranjak inci demi inci. Berlari dengan darah yang selalu mengucur. Berjibaku dengan alam walau kepala gue taruhannya. Gue gak bkal ngecewain kalian lagi. Ini SUMPAH gue...Sumpah seseorang yang mungkin gak dipercaya lagi. Tak apa. Tak dipercaya karena dikhianati gue dulunya.
Terima kasih untuk cinta, pengertian, kesabaran,dan senyum kalian yang membuat gue tetap kuat.
Fady,
Depok, 11-02-11
1.49 am
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar